Ketika Anda mengunjungi sebuah blog, bukan tidak mungkin menemui satu atau lebih posting yang menarik perhatian. Namun Anda tidak memiliki kapasitas untuk meninggalkan komentar relevan, sebaiknya jangan dipaksakan untuk berkomentar. Oleh karena komentar yang Anda tinggalkan boleh jadi tidak merupakan sebuah asupan yang berarti bagi pengelola blog atau penulis posting atau pengunjung lain, bahkan bagi posting itu sendiri. Sehingga tidak jarang dianggap sebagai — eksplisit — komentar spam.

Hal ini pernah terjadi pada penulis, dimana suatu saat pernah memberikan komentar dengan memasukkan nama sebenarnya & email yang original, namun memberikan tautan (URL) pada posting tertentu dalam blog penulis. Meskipun secara de facto itu sah, tetapi secara etika mungkin keliru. Bagaimana etika yang benar? Cobalah selalu memperhatikan tanda-tanda di sekeliling formulir komentar.

Nama
Apakah Anda memiliki identitas? Ya, tentu. Nama saya “Aris Asmara” — bukan “Botol Kecap No.1” — sehingga ketika seseorang memanggil akan lebih memiliki makna, Hei, Aris Asmara. Bandingkan dengan panggilan berikut, Hei, Botol Kecap. Jadi, isi kolom nama dengan nama & bukan produk atau lainnya.
Email
Dimana rumah Anda? Jika seseorang — sesuatu — ingin mengenal Anda dan dapat mem-validitasi tempat tinggal Anda, maka suatu saat dia akan mudah menghubungi Anda kembali. Rumah merupakan tempat tinggal, sudah barang tentu berisi validitas informasi tentang profil Anda, termasuk nama serta foto. Sayangnya, sistem komentar Blogger™ tidak/belum memasukkan input ini sebagai alternatif, kecuali jika blog hanya dikomentari oleh pengguna yang teregistrasi pada akun Google Mail.
URL
Apa brand Anda? “Fortuner SUV Terbaik” atau “Optimasi Blog”. “Fortuner SUV Terbaik” merupakan hasil produk &Optimasi Blog” adalah brand. Sebuah etika apabila Anda memasukkan alamat blog, bukan alamat posting (post permalink) pada bilah URL (Uniform Resource Locator).
Komentar
Bagaimana komentar Anda tentang isi posting? Komentar bukan merupakan sebuah reaksi praktis atau pemungutan suara, seperti Posting yang menarik, Terima kasih infonya, Boleh dicoba postingannya, dan sebagainya. Komentar merupakan ide yang muncul karena keingintahuan akan kebenaran dari isi posting, mungkin berisi pertanyaan, tanggapan, masukan, atau sanggahan.
Pertanyaan dalam komentar pun bukan hanya sambil lalu, namun memerlukan tindak lanjut. Jika pertanyaan Anda berkategori sambil lalu, sebaiknya tidak perlu berkomentar. Pengelola blog, penulis, dan pengunjung lain akan mengetahui bahwa Anda hanya menjaring trafik.
Tanggapan dapat berarti memberikan balasan pada suatu komentar. Manfaatkan fasilitas ini jika komentar Anda memiliki keterkaitan dengan induk komentar lain. Jangan membuat topik komentar baru, apabila isi dari komentar tersebut sudah memiliki topik yang sama.
Masukan memiliki arti yang mendalam pada komentar. Ia bisa memberikan perbaikan & pembaharuan, bahkan kesempurnaan bagi posting. Apalagi jika disertai dengan referensi yang jelas dan tepat.
Sanggahan dapat timbul, jika isi posting kurang/tidak sesuai dengan pendapat atau opini komentator. Sama halnya dengan “masukan”, sanggahan yang menjurus pada perbedaan nyata (kontradiksi) seharusnya disertai pula dengan referensi yang jelas dan akurat. Bagaimana jika sanggahan tersebut tidak beralasan sama sekali? Berarti komentator hanya menginginkan trafik dengan cara negatif atau komentar sanggahan yang disampaikan hanya akal-akalan agar pengelola blog, penulis, maupun pengunjung lain tertarik untuk mengunjungi situs web atau blog-nya.

Simpulan

Penulis rasa etika berkomentar bukan merupakan sebuah informasi baru yang patut dijadikan berita hangat, namun lebih kepada kesadaran pribadi akan makna komentar itu sendiri. Berikut beberapa poin yang dapat kita ambil dari uraian posting etika berkomentar di atas.

  • Anda berkomentar untuk siapa? Anda pribadi karena rasa keingintahuan atau bagi khalayak blogger atau trafik dan backlink untuk kepentingan situs web atau blog Anda. Jika Anda mementingkan trafik dan backlink, sebaiknya jangan berkomentar. Oleh karena isi komentar belum tentu akan berhubungan dengan posting yang Anda komentari. Sebaliknya jika Anda berkomentar karena rasa keingintahuan atau bagi khalayak blogger, berarti Anda telah memberi sebuah arti pada posting & komentar itu sendiri. Secara tidak langsung, trafik dan backlink akan menyusul akibat komentar Anda yang penuh arti.
  • Perhatikan tanda-tanda yang dapat menjadi acuan dalam memberikan komentar — tanda baca, tag-tag HTML yang diperbolehkan, dan sebagainya — agar mendukung ‘keterbacaan’.
  • Masukkan nama jelas Anda — bukan yang lain —, email (jika dibutuhkan), URL blog dan bukan URL posting Anda. Apabila hal itu tidak terpenuhi, sangat dimungkinkan pengelola blog, penulis, atau pengunjung lain memberikan ‘cap’ sebagai komentar spam.
  • Terakhir untuk meluruskan beberapa pemberitaan yang keliru — padahal update telah dilakukan pada beberapa posting sebelumnya — bahwa Optimasi Blog tidak dofollow. Ketika sebuah blog menerapkan sistem komentar bersarang (threaded comments) pada Blogger™, mungkin dapat dipastikan blog tersebut nofollow.

Jadikan diri kita dan situs web atau blog yang kita kelola dapat memberikan makna bagi orang lain. Silakan Anda berkomentar atau tidak perlu berkomentar sama sekali!

0 Komentar untuk "Etika Berkomentar dalam Posting Blog"